Mahasiswa Magister Studi Agama Agama menjadi Narasumber kegiatan “Dialog Mahasiswa S2 Muslim–Kristen: Menggali Makna Halal–Haram dari Perspektif Alkitab dan Al-Qur’an” #Seri ke-5
Mahasiswa MSAA sedang menyampaikan materi dalam dialog
Yogyakarta, 8 November 2025 – Sebuah dialog lintas iman yang mempertemukan mahasiswa Muslim dan Kristen berlangsung secara daring pada Sabtu (8/11). Kegiatan bertajuk “Halal – Haram: Perspektif Alkitab & Al-Qur’an” ini menjadi wadah refleksi bersama untuk memahami konsep halal dan haram dari dua kitab suci besar, sekaligus mempererat jalinan persaudaraan antar umat beragama.
Acara ini merupakan kolaborasi antara Program Studi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan Kalijaga dan Program Studi S2 Pendidikan Agama Kristen (PAK) Universitas Kristen Immanuel (UKRIM). Dialog ini diadakan melalui platform Zoom Meeting dan dihadiri oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang agama dan kampus. Dua Narasumber Muda, Dua Perspektif Iman Dialog ini menghadirkan dua narasumber muda lintas iman yang inspiratif yaitu Febrian Arif Pratama, mahasiswa S2 Studi Agama-Agama – UIN Sunan Kalijaga dan Iva Liliani Minanga, mahasiswa S2 Pendidikan Agama Kristen – UKRIM.
Febrian Arif Pratama menjelaskan bahwa dalam Islam, konsep halal dan haram merupakan bentuk kasih sayang Allah untuk menjaga manusia dari hal yang membahayakan jiwa dan moral. “Ketika kita memahami esensi halal–haram dengan hati yang terbuka, kita akan melihat bahwa nilai-nilai moral dalam kedua kitab suci memiliki titik temu yang sama: kebaikan dan kemaslahatan umat,” tuturnya. Sementara itu dalam pemaparannya, Iva Liliani Minanga menekankan bahwa pemahaman tentang “halal” dan “haram” dalam konteks Alkitab perlu dilihat sebagai upaya menjaga kesucian relasi manusia dengan Tuhan dan sesama. “Bagi umat Kristen, yang terpenting bukan hanya soal boleh atau tidak boleh, tetapi bagaimana setiap pilihan hidup mencerminkan kasih dan ketaatan kepada Allah,” ujarnya.
Diskusi yang berlangsung interaktif ini membuka ruang bagi para peserta untuk berdialog, bertanya, dan berbagi pandangan tentang makna halal–haram dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bahwa perbedaan ajaran bukanlah penghalang untuk hidup berdampingan secara damai. Dengan semangat kolaborasi lintas kampus dan lintas iman, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa dialog yang dilandasi rasa hormat dapat memperkuat jembatan persaudaraan dan memperkaya pemahaman spiritual antar umat beragama.