Magister Studi Agama Bekerjasama dengan UKRIM Menyelenggarakan kegiatan Diskusi “Trialog Damai: Makna Teologis dan Keteladanan Abraham dalam Agama-agama Abrahamik”

Yogyakarta, 16 Maret 2025 – Program Studi Magister Studi Agama-Agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bersama dengan PSAP Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta, Sinagoga Sha'ar Hashamayim Tondano, dan Komunitas Dialog Damai sukses menyelenggarakan diskusi lintas agama bertajuk "Abraham: Makna Teologis & Teladan dalam Agama-agama Abrahamik." Acara yang berlangsung pada Minggu, 16 Maret 2025, pukul 13.00 - 15.00 WIB melalui platform Zoom ini menghadirkan tiga narasumber dari tradisi agama yang berbeda, yaitu Rabbi Yaakov Baruch (Yahudi), Dr. Rita Wahyu Wulandari (Kristen), dan Dr. Munawar Ahmad (Islam).

Diskusi ini bertujuan untuk menggali makna teologis serta keteladanan Abraham (Ibrahim) dalam kehidupan umat beragama. Sebagai tokoh sentral dalam agama-agama Abrahamik, Abraham dipandang sebagai sosok teladan dalam iman, kepemimpinan, dan pengorbanan. Setiap narasumber memberikan perspektif dari tradisi agama masing-masing mengenai bagaimana ajaran Abraham dapat dijadikan inspirasi dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.Rabbi Yaakov Baruch mengungkapkan bagaimana Abraham dalam tradisi Yahudi dikenal sebagai bapak bangsa Israel yang menunjukkan ketaatan penuh kepada Tuhan. Dr. Rita Wahyu Wulandari menyoroti peran Abraham dalam sejarah keselamatan menurut perspektif Kristen, sedangkan Dr. Munawar Ahmad menjelaskan pentingnya keteladanan Nabi Ibrahim dalam Islam, terutama dalam nilai-nilai tauhid dan pengorbanan.

Diskusi ini diikuti oleh mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum yang tertarik dengan kajian lintas agama. Para peserta aktif berinteraksi dengan para narasumber melalui sesi tanya jawab yang menarik dan mendalam."Trialog Damai ini merupakan langkah penting dalam membangun pemahaman dan toleransi di antara pemeluk agama yang berbeda. Diharapkan dialog seperti ini dapat terus dilakukan untuk memperkuat perdamaian dan harmoni dalam keberagaman," ujar salah satu peserta.Dengan suksesnya kegiatan ini, Program Studi Magister Studi Agama-Agama bersama mitra penyelenggara berkomitmen untuk terus mengadakan diskusi lintas agama sebagai bagian dari upaya membangun dialog yang inklusif dan konstruktif di tengah masyarakat multikultural.