INISIASI STUDI AGAMA TERAPAN: Kuliah Lapangan MSAA di CARE IPB Bogor

Selama tiga hari, mulai tanggal 23-25 November 2023, mahasiswa Magister Studi Agama-Agama (MSAA) melakukan Kuliah Lapangan di Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (CARE), Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada acara ini mahasiswa semester II dan III angkatan Tahun 2022 melakukan berbagai aktivitas akademik seperti mengikuti perkuliahan, diskusi, dan kunjungan lapangan.
Sebelum perkuliahan dimulai, Dr. Agit Kriswantriyono, S.P, M.Si, selaku Sekretaris CARE memaparkan sejarah dan kelembagaan CARE. Acara juga dihadiri oleh ketua CARE Prof. Dr. Didik Suharjito, MS melalui kanal Zoom karena beliau sedang bertugas di luar kota.
Sesi pertama adalah perkuliahan yang diampu Prof. Dr. Sumarjo, M.Si selaku pakar dispute resolution dan empowerment CARE. Prof. Sumarjo memberikan kuliah tentang bagaimana strategi resolusi konflik yang dimulai dari pemetaan akar konflik, pengelolaan potensi konflik, mentransformasikan konflik, dan pemberdayaan bagi masyarakat yang berkonflik.
Dalam memetakan akar konflik dan pengelolaan potensi konflik, banyak aspek yang terlibat, salah satunya persoalan agama. Di sinilah arti penting MSAA dalam turut menerapkan ilmu SAA dalam alternative dispute resolution dan empowerment.
Sesi berikutnya adalah diskusi dan sharing gagasan yang diampu oleh Dr. Agit Kriswantriyono, S.P, M.Si dan Dr. Dahri Tanjung, M.Si.
Selaku Sekretaris CARE, Dr. Agit memberikan banyak informasi tentang filosofi dan kiprah CARE dalam hal dispute resolution dan empowerment bagi masyarakat yang terlibat konflik sosial, misalnya konflik di Papua dan Atambua. Menurut Agit, bentuk resolusi dilakukan dengan cara memberikan atau memenuhi apa yang dibutuhkan secara produktif. Sesuai dengan bidang CARE, bentuk resolusi adalah pemberdayaan pertanian sebagai basis ekonomi.
Kemudian, dalam penyelesaian konflik peran MSAA sangat penting untuk berkirpah pada aspek keragaman agama masyarakat yang berkonflik karena akan dapat menyatukan antara keyakinan agama dan tradisi mereka dengan pola-pola pemberdayaan yang akan dilakukan.
Sementara itu Dr. Dahri Tanjung membagikan pengalaman-pengalaman dalam melakukan resolusi konflik di Papua dan Atambua, serta daerah-daerah lain, baik skala konflik yang besar atau kecil. Diskusi berjalan dengan cair dan penuh wawasan baru.
Seusai kuliah dan diskusi, para mahasiswa kemudian berkunjung ke Center for Collaborative Research di kampus Taman Kencana, kemudian berkunjung ke kampus Baranagsiang di Graduate School, dan ramah tamah di kantor CARE, serta Kebun Raya Bogor.
Melihat konteks keilmuan SAA yang tidak hanya persoalan teologis dan institusional agama, kuliah lapangan ini membuka peluang kajian dan pengembangan kelembagaan sebagai SAA Terapan dalam bidang alternative dispute resolution dan empowerment, dan terlibat kolaborasi kegiatan akademik dan praksis dengan CARE.