Bedah Buku Magister SAA: Mengulik Metodologi Studi Antar Agama

Prodi Magister Studi Agama-Agama (MSAA) bekerja sama dengan Intenational Consortium of Religious Studies (ICRS), Asosiasi Studi Agama Indonesia (ASAI), Forum Mahasiswa Studi Agama Indonesia (Formasa-I) menyelenggarakan kegiatan Bedah Buku terbitan UGM Press yang berjudul “Studi Antar Agama: Metode dan Praktik”. Kegiatal ini dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Desember 2023, pukul 13.00-16.00 di Ruang Smart Room, Gedung Mukti Ali Lt.2, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Hadir sebagai narasumber utama adalah salah satu penulis buku yakni Prof. Dr. Moch. Nur Ichwan, M.A. yang didampingi oleh dua penganggap, yakni Dr. Ustadi Hamsah (MSAA) dan Muryana, M.Hum (ASAI). Acara dimoderatori oleh Haetami, M.Ag (ASAI).

Sesi pertama, Moch Nur Ichwan menjelaskan tentang proses penulisan buku tersebut. Buku ini ditulis dalam rangka memepringati 15 tahun ICRS. Di awali dari masa Pandemi Covid-19 diskusi-diskusi dilakukan, kemudian dilanjutkan penulisan oleh beberapa orang yang terlibat langsung dengan ICRS, baik pendiri, pengelola, dosen, dan mahasiswa.

Kemudian Moch Nur Ichwan menjelaskan rangkaian isi buku, bagaimana posisi ICRS di antara kajian-kajian agama di PTKIN dan di UKDW. Selanjutnya perkembangan kajian agama di PTKIN, metode yang dibangun, hasil riset tentang Studi Antar Agama, dan alternatif-alternatif pengembangannya.

Kemudian Ustadi Hamsah lebih menyoroti keilmuan dan metodologi Studi Agama-Agama yang berkembang di PTKIN serta posisi relatif Studi Antar Agama atau Studi Antar Iman yang ada di UIN sendiri. Selanjutnya Ustadi juga menanggapi asumsi metodologis yang dibangun di buku ini dengan mengemukakan beberapa penilaian metodologis, misalnya hadirnya teks, konteks, dan kontekstualisasi dalam pengembangan studi agama-agama dan studi antar agama.

Sebagai penanggan berikutnya, Muryana juga memberikan “kesan dan pesan” atas narasi yang ditulis dalam buku tersebut. Muryana memposisikan dirinya sebagai representasi “kalangan muda” dan “suara perempuan” dalam melihat hadirnya “ranah baru” studi antar agama yang digagas dalam buku ini.

Dinamika diskusi dilanjutkan dengan tanya jawab yang semakin memberi kehangatan suasana akademik pada acara ini. Haetami kemudian menutup seluruh sesi dengan menggarisbawahi perlunya kajian mendalam terhadap agama yang terus berkembang, dan salah satunya gagasan studi antar agama, sehingga perlu memiliki dan membaca buku ini sampai tuntas.