Mahasiswa Studi Agama-Agama Melakukan Kunjungan pada Ritual Sumarah Purbo di Bantul
Kegiatan Ritual Sumarah Purbo
Pada tanggal 3 November 2025- Mahasiswa Studi Agama-Agama UIN Sunan Kalijaga, yang terdiri dari Mahasiswa Magister dan Mahasiswa S1 berkunjung ke Paguyuban Aliran Penghayat Ketuhanan yang Maha Esa Sumarah Purbo, di Bantul. Kunjungan tersebut dilakukan untuk melihat secara langsung ritual yang dilakukan Sumarah Purbo. Tepat saat tanggal 3 november 2025, yang bertepatan pada Senin Wage, jam 20.00 WIB, Sumarah Purbo melaksanakan ritual Panyuwunan Neptu salah satu anggota dari Sumarah Purbo. Panyuwunan adalah ritual yang dilakukan untuk memohon atau berdoa, sedangkan Neptu adalah istilah jawa yang berkaitan dengan perhitungan weton, namun dalam konteks ritual ini adalah berdoa bersama atas hari kelahiran salah satu anggota dari sumarah purbo. Ritual tersebut dilaksanakan dengan cara bersemedi bersama di satu tempat tanpa doa yang dilantunkan secara lisan oleh pemimpin ritual, masih masing anggota yang mengikuti ritual tersebut duduk dengan sikap semedi, sunyi dan berdoa dalam hati (batin).
Dalam ritual tersebut menggunakan beberapa mediasi atau ubo rampe yang dibuat sebagai simbolik, Sumarah Purbo menyebutnya sebagai seratan winadi. Seratan Winadi berbentuk seperti “sesajen” namun bagi sumarah purbo itu bukanlah “sesajen”. Seratan Winadi terdiri dari Lampu Sundut Langit, Jenang Ponco Warno, Gogong Kastubo Ing Kendi Pratolo, Kembang setaman, tumpeng, Sekul Suci Ulam Sari, Jajan Pasar, Rujak Madu Mongo, Mori Pethak Putih, Kemenyan. Semua itu mengandung makna dan filosofi. Salah satunya adalah lampu sundut langit memiliki arti saat melakukan ritual, para anggota menghadap Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan penerangan yang agung dan dapat diterima oleh panuwun.
Setelah menyaksikan ritual secara langsung, pemimpin ritual, Pak Andi memberikan sedikit nasehat pembelajaran kepada anggota dan mahasiswa. Ia mengatakan, “Berdoa itu adalah dimana kita sebagai manusia meminta kepada tuhan, terkait dengan pencapaian, keselamatan, kecukupan, dan lain lain. Tidak perlu memikirkan apapun bahasa doanya, mau itu bahasa jawa, indonesia, atau bahasa arab, yang penting maksud permohonan kita kepada tuhan, dengan berserah diri kepada-Nya. Pandangan Sumarah Purbo, Tuhan adalah Dzat Yang Suci, keberadaan yang “ada dalam ketiadaan”, ono sajroning suwung dan tidak dapat digambarkan oleh pikiran manusia. Tuhan “tan kena kinoyo ngopo,” tak terlukiskan, namun keberadaan-Nya nyata melalui ciptaan-Nya. Ia tanpa wujud dan tanpa warna, tetapi penuh sifat kasih, adil, pemurah, dan pengampun. Karena itu, hubungan manusia dengan Tuhan hanya dapat ditempuh melalui unsur terdalam dirinya: sukma, sebab hanya yang suci dapat menyatu dengan Kesucian Mutlak.” Ujar Beliau.
Kunjungan ini menjadi sebuah pengalaman berharga bagi mahasiswa MagisterStudi Agama-Agama, karena dapat merasakan dan melihat langsung secara dekat prosesi ritual dan penjelasan dari pihak Sumarah Purbo. Mahasiswa sangat interaktif dan aktif bertanya kepada pihak Sumarah Purbo. Kedatangan Mahasiswa Studi Agama-Agama disambut sangat hangat oleh pihak Sumarah Purbo. Diharapkan dari Kegiatan ini, mahasiswa dapat mempelajari sudut pandang baru selain dari agama agama besar yang ada di Indonesia.